Sabtu, 21 April 2012

Konspirasi menghancurkan negeri yanig kita tinggali

INDONESIA - “Gerak adalah sumber kehidupan, dan gerak yg dibutuhkan di dunia ini bergantung pd energi, siapa yg menguasai energi dialah pemenang” Ambisi terbesar Sukarno adalah menjadikan energi sebagai puncak kedaulatan bangsa Indonesia, pd peresmian pembelian kapal tanker oleh Ibnu Sutowo sekitar tahun 1960, Bung Karno berkata “Dunia akan bertekuk lutut kepd siapa yg punya minyak, heee….joullie (kalian =bahasa belanda) tau siapa yg punya minyak paling banyak, siapa yg punya penduduk paling banyak…inilah bangsa Indonesia, Indonesia punya minyak, punya pasar. Jadi minyak itu dikuasai penuh oleh orang Indonesia utk orang Indonesia, lalu dari minyak kita ciptaken pasar-pasar dimana orang Indonesia menciptaken kemakmurannya sendiri”.

Jelas langkah Sukarno tak disukai Amerika Serikat, tapi Moskow cenderung setuju pd Sukarno, ketimbang hrs perang di Asia Tenggara dengan Amerika Serikat, Moskow memutuskan bersekutu dengan Sukarno, tapi perpecahan Moskow dengan Peking bikin bingung Sukarno. Akhirnya Sukarno memutuskan maju terus tampa Moskow, tampa Peking utk berhadapan dengan kolonialis barat.

Di tahun 1960, Sukarno bikin gempar perusahaan minyak asing, dia panggil Djuanda, dan suruh bikin susunan soal konsesi minyak “Kamu tau, sejak 1932 aku berpidato di depan Landraad soal modal asing ini? soal bagaimana perkebunan-perkebunan itu dikuasai mereka, jadi Indonesia ini tdk hnya berhadapan dengan kolonialisme tapi berhadapan dengan modal asing yg memperbudak bangsa Indonesia, saya ingin modal asing ini dihentiken, dihancurleburken dengan kekuatan rkyt, kekuatan bangsa sendiri, bangsaku hrs bisa maju, hrs berdaulat di segala bidang, apalagi minyak kita punya, coba kau susun sebuah regulasi agar bangsa ini merdeka dalam pengelolaan minyak” urai Sukarno di depan Djuanda.

Lalu tak lama kemudian Djuanda menyusun surat yg kemudian ditandangani Sukarno. Surat itu kemudian dikenal UU No. 44/tahun 1960. isi dari UU itu amat luar biasa dan memukul MNC (Multi National Corporation). “Seluruh Minyak dan Gas Alam dilakukan negara atau perusahaan negara”. Inilah yg kemudian menjadi titik pangkal kebencian kaum pemodal asing pd Sukarno, Sukarno jadi sasaran pembunuhan dan orang yg paling diincar bunuh nomor satu di Asia. Tapi Sukarno tak gentar, di sebuah pertemuan para Jenderal-Jenderalnya Sukarno berkata “Buat apa memerdekakan bangsaku, bila bangsaku hnya ttp jadi budak bagi asing, jangan dengarken asing, jangan mau dicekoki Keynes, Indonesia utk bangsa Indonesia”. Ketika laporan intelijen melapori bahwa Sukarno tdk disukai ats UU No. 44 tahun 1960 itu Sukarno malah memerintahkan ajudannya utk membawa paksa seluruh direktur perusahaan asing ke Istana. Mereka takut pd ancaman Sukarno. Dan diam ketakutan.

Pd hari Senin, 14 Januari 1963 pemimpin tiga perusahaan besar dtg lagi ke Istana, mereka dari perusahaan Stanvac, Caltex dan Shell. Mereka meminta Sukarno membatalkan UU No.40 tahun 1960. UU lama sebelum tahun 1960 disebut sebagai “Let Alone Agreement” yg memustahilkan Indonesia menasionalisasi perusahaan asing, ditangan Sukarno perjanjian itu diubah agar ada celah bila asing macam-macam dan tdk memberiken kemakmuran pd bangsa Indonesia ats investasinya di Indonesia maka perusahaannya dinasionalisasikan. Para boss perusahaan minyak itu meminta Sukarno utk mengubah keputusannya, tapi inilah jawaban Sukarno “Undang-Undang itu aku buat utk membekukan UU lama dimana UU lama merupaken sebuah fait accomply ats keputusan energi yg tdk bisa menasionalisasikan perusahaan asing. UU 1960 itu kubuat agar mereka tau, bahwa mereka bekerja di negeri ini hrs membagi hasil yg adil kepd bangsaku, bangsa Indonesia” mereka masih ngeyel juga, tapi bukan Bung Karno namanya ketika didesak bule dia malah meradang, sambil memukul meja dan mengetuk-ngetukkan tongkat komando-nya lalu mengarahkan telunjuk kepd bule-bule itu Sukarno berkata dengan suara keras :”Aku kasih waktu pd kalian beberapa hari utk berpikir, kalau tdk mau aku berikan konsesi ini pd pihak lain negara..!” waktu itu ambisi terbesar Sukarno adalah menjadikan Permina (skrng Pertamina) menjadi perusahaan terbesar minyak di dunia, Sukarno butuh investasi yg besar utk mengembangkan Permina. Caltex disuruh menyerahkan 53% hasil minyaknya ke Permina utk disuling, Caltex diperintahkan memberikan fasilitas pemasaran dan distribusi kepd pemerintah, dan menyerahkan modal dalam bentuk dollar utk menyuplai kebutuhan investasi jangka panjang pd Permina.

Bung Karno tdk berhenti begitu saja, ia juga menggempur Belanda di Irian Barat dan mempermainkan Amerika Serikat, Sukarno tau apabila Irian Barat lepas maka Biak akan dijadikan pangkalan militer terbesar di Asia Pasifik, dan ini mengancam kedaulatan bangsa Indonesia yg baru tumbuh. Kemenangan ats Irian Barat merupakan kemenangan ats kedaulatan modal terbesar Indonesia, di barat Indonesia punya lumbung minyak yg berada di Sumatera, Jawa dan Kalimantan sementara di Irian Barat ada gas dan emas. Indonesia bersiap menjadi negara paling kuat di Asia. Hitung-hitungan Sukarno di tahun 1975 akan terjadi booming minyak dunia, di tahun itulah Indonesia akan menjadi negara yg paling maju di Asia , maka obesesi terbesar Sukarno adalah membangun Permina sebagai perusahaan konglomerasi yg mengatalisator perusahaan-perusahaan negara lainnya di dalam struktur modal nasional. Modal Nasional inilah yg kemudian bisa dijadikan alat utk mengakuisisi ekonomi dunia, di kalangan penggede saat itu struktur modal itu diberi kode namanya sebagai ‘Dana Revolusi Sukarno”. Kelak empat puluh tahun kemudian banyak negara-negara kaya seperti Dubai, Arab Saudi, Cina dan Singapura menggunakan struktur modal nasional dan membentuk apa yg dinamakan Sovereign Wealth Fund (SWF) sebuah struktur modal nasional yg digunakan utk mengakuisisi banyak perusahaan di negara asing, salah satunya apa yg dilakukan Temasek dengan menguasai saham Indosat.

Sukarno sangat perhatian dengan seluruh tambang minyak di Indonesia, di satu sudut Istana samping perpustakaannya ia memiliki maket khusus yg menggambarkan posisi perusahaan minyak Indonesia, suatu hari saat Bung Karno kedtgan Brigjen Sumitro, yg disuruh Letjen Yani utk menggantikan Brigjen Hario Ketjik menjadi Panglima Kalimantan Timur, Sukarno sedang berada di ruang khusus itu, lalu ia keluar menemui Sumitro yg diantar Yani utk sarapan dengan Bung Karno, saat sarapan dengan roti cane dengan madu dan beberapa obat utk penyakit ginjal dan diabetesnya, Sukarno berkata singkat pd Sumitro : “Generaal Sumitro saya titip rafinerij (rafineij = tambang dalam bahasa Belanda) di Kalimantan, kamu jaga baik-baik” begitu perhatiannya Sukarno pd politik minyak.

Kelabakan dengan keberhasilan Sukarno menguasai Irian Barat, Inggris memprovokasi Sukarno utk main di Asia Tenggara dan memancing Sukarno agar ia dituduh sebagai negara agresor dengan mengakuisisi Kalimantan. Mainan lama ini kemudian juga dilakukan dengan memancing Saddam Hussein utk mengakuisisi Kuwait sehingga melegitimasi penyerbuan pasukan Internasional ke Baghdad. Sukarno panas dengan tingkah laku Malaysia, negara kecil yg tak tau malu utk dijadikan alat kolonialisme, namun Sukarno juga terpancing karena bagaimanapun armada tempur Indonesia yg diborong lewat agenda perang Irian Barat menganggur. Sukarno ingin mengetest Malaysia.

Tapi sial bagi Sukarno, ia justru digebuk Jenderalnya sendiri. Sukarno akhirnya masuk perangkap Gestapu 1965, ia disiksa dan kemudian mati mengenaskan, Sukarno adalah seorang pemimpi, yg ingin menjadikan bangsanya kaya raya itu dibunuh oleh konspirasi. Dan sepeninggal Sukarno bangsa ini sepenuhnya diambil alih oleh modal asing, tak ada lagi kedaulatannya dan tak ada lagi kehormatannya.

Sukarno menciptakan landasan politik kepemilikan modal minyak, inilah yg hrs diperjuangkan oleh generasi muda Indonesia, kalian hrs berdaulat dalam modal, bangsa yg berdaulat dalam modal adalah bangsa yg berdaulat dalam ekonomi dan kebudayaannya, ia menciptakan msyrkat yg tumbuh dengan cara yg sehat.

Bung Karno tdk hnya mengeluh dan berpidato didepan publik tentang ketakutannya seperti SBY, tapi ia menantang, ia menumbuhkan keberanian pd setiap orang Indonesia, ia menumbuhkan kesadaran bahwa manusia Indonesia berhak ats kedaulatan energinya. Andai Indonesia berdaulat energinya, Pertamina menjadi perusahaan minyak terbesar di dunia dan menjadi perusahaan modal yg mengakusisi banyak perusahaan di dunia maka minyak Indonesia tak akan semahal skrng, rkyt yg dicekik terus menerus.

Pd Bung Karno, hendaknya jalannya sejarah Indonesia hrs dikembalikan.